Blog ini menyediaakan berbagai macam Aneka Artikel tentang dunis kesehatan, semoga yang sedikit ini membawa banyak manfaat bagi kita semua.
 

TELAAH KEPUSTAKAAN Akne Vulgaris pada Remaja

TELAAH KEPUSTAKAAN
Akne Vulgaris pada Remaja
dr. MOH. IFNUDIN, SpKK

PENDAHULUAN
Akne vulgaris merupakan penyakit yang sering dijumpai pada usia remaja. Kligman mengatakan bahwa tidak ada seorang pun dalam kehidupanya yang sama sekali tidak pernah menderita penyakit ini.
Akne mamiliki tempat predileksi : muka, leher, lengan atas, dada dan punggung, akne bisa juga dijumpai saat masih bayi (akne neonatal), anak, remaja, dewasa dan orang tua. Penyakit ini bisa sembuh sendiri tanpa bantuan obat atau kosmetik, sebaliknya ada juga yang sulit diatasi.
Penyakit ini tidak fatal, akne yang ringan sering diangap sebagai proses yang fisiologis, namun sering merisaukan karena dapat mengurangi kepercayaan diri. Masalah psikologis pasien menunjukkan adanya disability (ketidakmampuan), yang sering muncul berupa anxietas , depresi, kehilangan lingkungan social dan tidak bisa bergabung dengan kelompoknya. Akne odelesen bisa mnimbulkan masalah yang berhubungan dengan presexsualrelationship.
Seorang paediatric dermatologi dan paediatrician mempunyai peranan yang penting dalam menghadapi masalah akne vulgaris yang gerjadi pada remaja. Kira – kira 40% dari remaja di bawah usia 15 tahun akan mengalami akne fisiologi dan 15% diantaranya merasa akne yang dideritanya cukup menganggu sehingga mereka membutuhkan seorang dokter.
Akne fisiologi ini bisa hilang dalam 3-6 tahun, tapi akne vulgaris yang bermakna secara  klinis baru bisa hilang dalam jangka waktu yang lebih lama. Oleh karenanya perlu dilakukan terapi awal yang tepat dan adekuat yang akan menurunkan keparahan problem tersebut dan resiko terjadinya skar di kemudian hari.
Pada seorang gadis, akne vulgaris bisa terjadi saat premenarce, tapi 85% dari pasien yang dating ke paedriatic dermatologist setelah mereka mengalami menstruasi.
DEFINISI
Akne vulgaris adalah penyakit peradangan kronik dari pilosebasea yang umumnya terjadi pada masa remaja dan dapat sembuh sendiri, disertai gambaran klinis yang polimorfosis; terdiri atas berbagai kelainan kulit berupa lesi non peradangan (whitehead, blackhead), lesi inflamasi superficial (papul, pustul superfisial) dan lesi inflamasi dalam (nodul), denga tempat predileksi: muka, leher, lengan atas, dada dan punggung.
Istilah “vulgaris” diambil dari bahasa latin yang artinya kersakan bentuk akne dari bentuk yang biasa dijumpai.
Batasan istilah remaja menurut Hurwitz  adalah suatu periode kehidupan antara masa kanak – kanak dan dewasa. Dimulai saat pubertas, dengan batas usia antara 9-17 tahun. Sedang menurut WHO, adolesen atau dewasa muda adalah usia antara 15-24 tahun.

INSIDENSI
Akne lebih sering pada kulit putih daripada kulit hitam, ras oriental (Jepang, Cina, Korea) lebih jarang menderita akne vulgaris disbanding dengan ras kaukasia (Eropa, Amerika). Sedang nodul kistik pada kulit putih lebih banyak daripada negro.
Puncak keparahan akne vulgaris pada perempuan terjadi saat usia 14-17 tahun dan pada laki – laki pada usia 16-19 tahun. Sedikit lebih banyak dijumpai pada laki – laki daripada perempuan. Lebih kurang 85% dari siswa sekolah menengah dengan usia antara 15-18 tahun mengalami hal ini dalam berbagai tingkat keparahan.

ETIOPATOGENESIS
Faktor etiologi akne berhubungan dengan peningkatan produksi sebum, peningkatan kornifikasi saluran pilosebasea, kolonisasi saluran pilosebasea dengan Prpionibacterium acnes dan inflamasi.
Peningkatan Produksi Sebum
Kelenjar sebasea dibawah control endokrin. Pituitary akan menstimulasi adrenal dan gonad untuk memproduksi estrogen dan endrogen, yang mempunyai efek langsung terhadap unit pilosebasea. Androgen utama di awal masa pubertas yang diproduksi oleh adrenal ini adalah dehydroepiandrosterone (DHEA) yang diproduksi oleh adrenal dan memiliki peranan penting, khususnya dalam menstimulasi pembentukan komedo. Saat pubertas, testosteron diproduksi terutama oleh organ testis dan ovarium. Hormone testosterone yang diproduksi ini akan diubah oleh enzim 5 alfa reduktase menjadi dihidrotestosteron (DHT). DHT inilah yang menyebabkan sebum. Ada dua enzim 5 alfa reduktase : tipe I dan II. Yang paling penting dalam kelenjar dan sebasea adalah tipe I 5 alfa reduktase.
Penderita dengan akne vulgaris memiliki peningkatan produksi sebum dan ini berhubungan dengan keparahan akne, meskipun terjadi tumpang tindih dalam tingkatan produksi sebum pada tingkatan akne yang berbeda. Hal tersebut bisa disebabkan oleh penigkatan produksi hormone androgen atau suatu hiper-responsif kelenjar sebasea terhadap androgen dalam tingkat normal. Kemungkinan ketiga adalah kombinasi dari keduanya.
Bukti atas hipotesis bahwa akne vulgaris disebabkan oleh hiper-resposif organ akhir unit pilosebasea ditunjukkan dengan lokasi terjadinya akne vulgaris pada kebanyakan pasien hanya ditemukan pada beberapa tempat yang kaya akan kelenjar sebasea.
Akne vulgaris juga mungkin berhubungan dengan perubahan komposisi lemak. Sebum yang bersifat komedogenik tersusun dari campuran skualen, lilin (waks), ester dari sterol, kolesterol, lipid polar dan trigiserida. Pada pasien akne vulgaris terdapat kecenderungan mempunyai kadar skualen dan ester lilin (waks) yang tinggi, kemungkinan hal ini berhubungan dengan terjadinya hiperkeratinisasi pada saluran pilosebasea.
Peningkatan Kornifikasi Saluran Pilosebasea
Peningkatan kornifikasi saluran pilosebasea secara klinis tampak sebagai komedo (whitehead dan blackhead) yang didahului oleh mikrokomedo. Komedo disebabkan oleh terjadinya akumulasi dari korneosit di saluran pilosebasea. Peningkatan proliferasi korneosit, kegagalan pemisahan korneosit atau kombinasi dri keduanya.
Penyebaba hiperprofilerasi ini multifaktorial. Androgen selain menstimulasi kelenjar sebasea juga berpengaruh pada hiperprofilerasi pada saluran kelenjar tersebut. Androgen reseptor dan peningkatan aktivitas tipe I 5 alfa reduktase dijumpai pada saluran pilosebasea. Sebagai tambahan, antiandrogen akan mereduksi komedo.
Selain itu kompposisi lemak sebum memegang peranan penting dalam pembentukan komedo. Sejumlah asam lemak dan skualen, termasuk skualen-oksid bersifat iritan terhadap korneosit, sehingga mendorong terjadinya proliferasi pada saluran pilosebasea.
Kelenjar sebasea yang besar akan mengandung asam linoleik lebih sedikit daripada kelenjar ukuran normal. Menurut Downing, akibat dari meningkatnya sebum pada pasien akne vulgaris, akan terjadi penurunan konsentrasi asam linoleik. Hal ini bisa menyebabkan terjadinya defisiensi asam linoleik setempat pada apitel folikel, dan ini akan menyebabkan terjadinya hyperkeratosis folikuler serta penurunan fungsi barier dari epitel.
Kolonisasi Saluran Pilosebasea dengan P.acnes
Propineobacterium acnes memegang peranan penting etiologi penyakit ini. Terutama terjadinya inflamas. Terapi antibiotic untuk mereduksi Staphylococcus epidermis dan pityrsoporum ovale (malassezia furfur) tidak mengubah akne vulgaris, tapi terapi untuk mereduksi P.acnes akan memberikan perubahan klinis dan bila terjadi kegagalan terapi diduga penyebabnya karena resistensi P.acnes terhadap antibiotic yang digunkan.
Jumlah bakteri pada permukaan kulit tidak berhubungan dengan keparahan akne vulgaris, akan tetapi pubertas dengan sebore biasanya disertai dengan kenaikan jumlah P.acnes (dulu disebut Corynebcterium acnes). Dari sini tampak bahwa ketiga macam bekteri ini bukan merupakan penyebab primer pada proses patologis akne vulgaris. Beberapa lesi akne bisa muncul tanpa adanya mikrorganisme yang hidup,  sedang pada lesi yang lain mikroorganisme mungkin memegang peranan penting. Cunliffe mengatakan, biasanya dibutuhkan lebih dari 10/cm P.acnes untuk terjadinya akne.
Bagaimana P.acnes yang merupakan organisme non-motil bisa mengalami kolonisasi tidak diketahui, tetapi dikatakan bakteri yang berdiam di dalam folikel bisa mengdakan eksaserbasi tergantung pada lingkungan mikro dalam folikel tersebut. Pada studi in vitro  ditunjukkan bahwa factor – factor seperti pH, oksigensi dan metabolit mempengaruhi pertumbuhan dan metabolisme.

Inflamasi
Biopsi lesi yang dilakukan dalam tahap yang berbeda, menunjukkan bahwa infiltrat seluler awal pada lesi muda adalah helper T.Lymphosit. Polimorfonukleosit mengalami  kelainan pada lesi yang lebih tua, biasanya merupakan gabungan dari Polimorfonukleosit dan limfosit. Limfosit sendiri merupakan sel  yang dominant dijumpai pada papul dan Polimorfonukleosit dominant di pustule.
Dulu diduga pada fase awal proses inflamasi diperlukan pecahnya folikel, akan tetapi saat ini jelas ditunjukkan bahwa pada 70% folikel, tidak terjadi pecahnya seluran pada awal proses inflamasi. Oleh karena itu diduga mediator inflamasi lewat dari saluran ke dermis lalu menstimulasi suatu respon inflamasi . studi lebih lanjut menujukkan bahwa sebagian besar penderita akne vulgaris tidak memiliki abnormalitas imun, tapi inflamasi merupakan bahan toksik yang dilepas dari saluran pilosebasea.
Akhirnya bisa diringkas, bahwa pada pasien dengan akne vulgaris, folikel sebasea spesifik over-respon terhadap normal level hormon sirkulasi yang dihasilkan oleh kelenjar sebasea yang besar. Lemak dari kelenjar sebasea ini membantu menginduksi kemodogenesis yang juga distimulasi oleh andogren dan mungkin oleh perubahan local sitokine. Komedo terutama disebabkan oleh peningkatan proliferasi korneosit, eski dibutuhkan studi lebih lanjut untuk mengetahui apakah juga terjadi kegagalan pemisahan adekuat dari korneosit pada saluran pilosebasea. Factor tersebut akan mengubah lingkungan mikrokomedo sehingga mendorong terjadinya kolonisasi dengan P.acnes yang nantinya akan memberi peranan terhadap produksi mediator inflamasi. Ketika masuk ke dermis akan mengulasi aktifitas inflamasi sitokine sehingga akhirnya menghasilkan inflamasi.

MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis dari akne berupa lesi non peradangan (whitehead, blackhead), lesi inflamasi superficial (papul, pustule superficial) dan lesi inflamasi dalam (nodul). Lesi primer yang biasa terjadi pada remaja terdapat di wajah, dada atas dan punggung, distribusi ini sama dengan yang terjadi pada dewasa. Pada tipe akne remaja, beberapa lesi bisa terjadi pada saat yang bersamaan, baik blackhead (terbuka, open comedo) whitehead (tertutup, close comedo) papul, pustul juga nodul.
Sebore atau kulit berminyak terjadi oleh karena adanya kelebihan produksi sebum oleh folikel sebasea. Hal ini dapat dilihat pada wajah penderita yang tampak berminyak.
Lesi yang tidak disertai peradangan disebut komedo, bila blackhead atau whitehead. Blackhead tampak sebagai lesi yang datar atau sedikit meninggi dengan suatu sentral folikuler berwarna gelap yang berisi keratin dan lipid. Ukurannya bervariasi, dengan diameter secara mikroskopis antara 2-3mm. sedang whitehead berlawanan dengan blackwhite tampak lebih pucat dengan sedikit peninggian atau papul kecil dan tidak memiliki suatu lubang yang secara klinis bisa dilihat. Meski berukuran sangat kecil, biasanya kurang dari 1mm, tapi karena whitehead ini potensial untuk menjadi lesi inflamasi yang lebih besar maka dianggap penting secara klinis.
Lesi inflamasi superficial biasanya mudah dikenali. Papula akne vulgaris biasanya berwarna kemerahan, dengan diameter 0,5-9mm, meninggi sampai 6mm yang biasanya terjadi 1-14 hari. Ketika papul ini aktif akan berwarna sangat merah dan berkurang kemerahannya saat kurang aktif. Pustul akne vulgaris merupakan suatu papul dengan puncak berupa pus, dibagi dalam bentuk aktif dan pustul yang kurang aktif, biasanya usia pustule lebih pendek dari papul karena secara alami pasien ingin memencet lesi tipe ini (biasanya 1-2 hari atau sedikit lebih lama). Nodul akne vulgaris menunjukkan adanya lesi inflamasi yang besar dengan diameter lebih kurang 1 cm atau lebih, peninggian lebih dari 6mm disertai rasa nyeri dan bisa terjadi hingga beberapa minggu atau bulan. Lesi tipe inilah yang biasanya menyebabkan terjadinya skar.
Lokasi awal akne vulgaris sering di wajah, terutama di pipi dan dahi, tapi berikutnya lesi akne ini sering meluas meliputi seluruh bagian wajah, juga leher dan badan. Pada kasus – kasus yang ekstrem, bisa meluas hingga lengan bawah, di bokong dan bgian atas paha.
Awal penyembuhan akne vulgaris biasanya terjadi eritema post inflamasi, yang nentinya bisa menjadi hipopigmentasi atau hiperpigmentasi.
Lesi juga bisa berakhir menjadi skar, lebih sering pada lesi nodular dan pada penderita yang sering memanipulasi lesinya. Skar sering dijumpai pada populasi akne anak disertai dengan hilangnya atau peningkatan kolagen. Hilangnya kolagen membentuk skar depresi yang bisa dijumpai dengan bentuk ireguler, terutama di wajah dan sering disebut skar ‘ice-pick’. Skar yang terjadi akibat peningkatan kolagen lebih jarang dijumpai pada populasi ini, disebut skar hipertropik bila tidak meluas di luar ukuran lesi akne sebenarnya, atau disebut keloid, dimana skar  yang terjadi meluas di luar ukuran lesi inflasimasinya. Baik hipertropik maupun keloid, keduanya teraba keras dan penuh dengan pembuluh darah pada bulan-bulan pertama sehingga berwarna merah atau keunguan. Warna ini akan remaja, skar keloid terbanyak dijumpai di daerah sternum.
Menurut Hurwitz, keparahan skar tergantung kedalaman dan intensitas keradangan serta kepekaan pasien terhadap pembentukan skar, namun Cunlife menyatakan bahwa skar tidak selalu berhubungan dengan keparahan akne inflamasi, dan skar bisa terjadi diusia berapa saja termasuk usia 9 atau 10.
Beberapa variasi akne vulgaris yang biasa terjadi pada remaja adalah akne akibat gesekan dari ikat kepala, helm football, baju yang ketat. Kosmetika dengan dasar minyak sering menyebabkan akne komedona.
Sedangakan yang merupakan variasi klinis dari akne yang terjadi pada anak antara lain disebutkan :
  1. Akne neonatorum
Akne bisa terjadi pada bayi baru lahir atau pada infan usia dibawah 3 bulan. Erupsi yang terjadi biasanya terbatas sejumlah komedo, papul atau pustul, kondisi ini dianggap sebagai hasil dari stimulasi dari adrenal pada fetal atau kelenjar sebasea oleh hormone maternal yang melewati plasenta. Tidak ada trapi yang dibutuhkan karena akan terjadi resolusi dengan sendirinya.
  1. Akne infantum
Infan bisa mengalami suatu erupsi akneiform setelah usia 3 bulan. Lesinya lebih banyak, lebih meradang dan lebih persisten disbanding dengan akne pada neonatorum. Terapi menggunakan bahan topical yang biasa digunakan pada adolesen dan jarang menggunakan adntibiotik sistemik.
  1. Erupsi akneiform yang diinduksi oleh obat – obatan kortikosteroid yang dberikan topical atau sistemik, androgen, iodid, bromide, rifampin, isoniazid, phenobarbinal, diphenylhydantion dan lithium karbonat dilaporkan bisa menyebabkan terjadinya erupsi akneiform. Lesi berupa papul kemerahan dan pustule kecil – kecil. Komedo dan kistik nodul jarang dijumpai. Lokasi predileksinya : badan, bahu , dan bagian atas lengan. Secara histopatologis, seluruh lesi akne bisa dijumpai, kecuali komedo.
  2. Klor-akne
Akne jenis ini dijumpai pada anak – anak Seveso, Italia pada tahun 1976 yang secara tidak sengaja terpapar bahan chlorinated aromatic seperti  2,3,7,8-tetrachlorodibenzo-P-dioxin. Anak – anak yang terpapar dioxin dalam waktu singkat hanya memiliki lesi berupa komedo, sedang anak yang terpapar lebih lama akan mengalami keratotik papul, pustule yang besar, nodul dan kista, terutama di wajah dan dorsum manus.
  1. Akne konglobata
Merupakan betuk akne berat yang kronik, ditandai dengan adanya sinus, abses dan jaringan parut yang tak teratur. Lebih banyak menyerang laki – laki antara umur 18-30 tahun. Penyebab yang pasti belum diketahui, mungkin ada peruahan reaktivitas terhadap P.acnes. Lesi banyak dijumpai di wajah, leher, badan, lengan atas, punggung bahkan sampai daerah bokong. Nodulus yang berkelompok akan membesar, mengeluarkan pus, membentuk krusta dan meniggalkan jaringan parut. Akne konglobata sering disertai peradangan pada kelenjar apokrin di aksila dan perineum sehingga terjadi hidradenitis supuratifa.
  1. Akne fulminans
Varian akne ini lebih banyak menyerang remaja laki – laki, ditandai dengan adanya papul dan nodul di dada dan punggung yang kemerahan dan terasa nyeri, sering disertai ulserasi, demam, nyeri otot dan persendian.
  1. Tropical akne
Istilah ini digunakan untuk menggambarkan keadaan yang tiba – tiba dialami oleh tentara kaukasian yang berdinas di daerah tropic, lesi berupa papul kemerahan dan nodul di badan dan bokong.
DIAGNOSIS
Untuk menegakkan dignosis akne vulgaris, diperlukan anamnesis, pemeriksaan klinis dan pemeriksaan khusus. Keluhan gatal atau sakit hanya kadang – kadang saja terjadi pada lesi kulit di daerah predileksinya. Keluhan reamaja biasanya karena alasan kosmetik.
Hal penting pertama yang harus dilakukan oleh dokter adalah memeriksa kulit pasien dengan penerangan yang cukup agar bisa menilai secara optimal keparahan akne dan tipe – tipe lesinya. Blackhead papul, pustule, dan nodul mudah dikenali, tapi whitehead sulit dilihat. Untuk itu dokter perlu meregangkan kulit pasien dengan lege artis, memberi penyinaran dari sudut yang berbeda sehingga whitehead bisa dilihat. In penting terutama pada individu berkulit gelap, di mana whiteheadnya lebih sulit diperiksa.
Secara klinis tampak kulit yang berminyak, komedo (khas untuk akne), papul, pustule, nodul, hiperpigmentasi dan berbagi bentuk jaringan parut sebagai gejala sisa. Erupsi pada akne vulgaris umumnya merupakan kombinasi yang didominasi oleh salah satu jenis lesi (komedo, pappul, papulopustul, atau nodul). Pada keadaan demikian, maka diagnosis begantung pada lesi dominant, misalnya : akne vulgaris komedonal.
Pemeriksaan penunjang khusus berupa ekskokleasi komedo, dapat dilakukan dengan mudah untuk membuktikan apakah papul kecil yang terjadi benar sebuah komedo, karena komedo merupakan gejala patogmonomis akne vulgaris. Pemeriksaan dilakukan denga cara lege artis mengeluarkan sebum yang menyumbat dengan bantuan alat komedo ekstraktor (sendok Unna). Sebum yang tersumbat pada akne vulgaris tampak sebagai massa padat seperti lilin atau nasi lunak yang ujungnya kadang – kadang berwarna hitam.

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Variasi dari ketidak seimbangan endorin pada pasien dengan akne vulgaris ditujukan dengan adanya suatu peningkatan rasio androgen terhadap estrogen. Total plasma testosteron dan dehydroepiandrosterone sulfate meningkat pada pria dan wanita ; sedang testosterone bebas, delta-4-androstenedione, dehydroepiandrosteron, dan 17 beta-hydroxysteroid bebas meningkat pada wanita dengan akne vulgaris. Peningkatan konversi dari testosteron terhadap androstenediol dan dihydrosterone oleh eptelium infundibulun dan dari sebasea pernah dilaporkan. Dari sepertiga wanita dengan akne yang ringan mengalami hyperandrogenemic.
Pemeriksaan mikrobiologis terhadap jasad renik yang diduga memegang peranan penting  dalam proses biokimia sebum (di mana enzim lipase kuman mengubah trigliserida menjadi asam lemak bebas yang lebih padat) dapat dilakukan untuk tujuan penelitian etiologis dan terapeutik. Pemeriksaan susunan dan kadar lipid permukaan kulit (skin surface lipid) juga bisa dilakukan dengan tujuan serupa. Pada akne vulgaris kadar asam lemak bebas (free fatty acids) akan jauh meningkat, untuk berbagai cara dan obat yang dapat menurunkan kadarnya dihrapakan dapat mencegah terjadinya akne vulgaris tersebut.

PEMERIKSAAN HISTOPATOLOGIS
Pemeriksaan histopatologis pada akne ini tidak spesifik, yaitu berupa sebukan sel radang kronis disekitar folikel pilosebasea dengan massa sebum di dalam folikel.
Blackhead merupakan suatu follicular infundibula yang mengalami dilatasi karena dibuntu oleh sejumlah orthokeratotic lapisan sel tanduk dan tersusun padat. Dalam komedo, selain penambahan sel tanduk juga dijumpai adanya sebum dan bakteri normal flora (Propionbacterium acnes dan Staphylococcus epidermis), yeast (Pityrosporum ovale Idan pityrosporum orbiclare), dan kadang mites (Demodex folliculorum).
Whitehead merupakan suatu kista infundibular yang sangat kecil, berisi sel tanduk, sebum dan mikroorganisme normal flora. Dinding kista mengandung epithelium follicular infundibula. Pada pemotongan histologis, bila dilkukan secara serial terhadap seluruh bagian kista, infundibula, ostium tersebut baru bisa terlihat.
Pustul merupakan kkumpulan neutrofil yang terisi penuh pada folikel infundibula. Neutrofil juga terdapat di dinding infundibula yang terkena, juga pada perifollicular dermis. Pada suatu infiltrate perivascular mixed-sel superficial dijumpai adanya limfosit, histiosit dan neutrofil.
Papul – pustular akne merupakan akibat dari pecahnya komedo di dermis atau dari perluasan interfollicular pustule itu sendiri. Komponen papular erdiri dari infundibula yang mengalami dilatasi oleh sejumlah peningkatan sel tanduk dan oleh sel infiltrate peradangan di dermis, sedang komponen pustular merupakan hasil dari penumpukan neutrofil dalam infundibula.
Nodul akne vulgaris merupakan suatu akibat dari pecahnya kista follicular. Isi kista tersebut  : sel tanduk, sebum, bakteri, yeast dan mites yang masuk dermis.
Jadi diagnosis akne vulgaris tidak dibuat dari hasil pemeriksaan histopatologis tapi dugaan terhadap diagnosis akne vulgaris bisa dibuat dari hasil pemeriksaan histopatologis tersebut.

DIAGNOSIS BANDING
Kondisi yang dianggap sebagai banding dari akne vulgaris adalah sebagaai berikut :
  1. Rosasea ( dulu : akne rossea), merupakan penyakit peradangan kronik dengan gejala teleangiektasis, eritema fasial yang peristen dan infalmasi papul, kadang – kadang disertai hipertrofi kelenjar sebase. Rosasea dianggap sebagai akibat dari penggunaan topical glokokortikoid jenis poten. Tidak dijumpai komedo kecuali bila kombinasi dengan akne vulgaris.
  2. Nevus komedo, yang bisa terjadi bersamaan dengan akne, merupakan suatu tanda lahir yang bisa teresusun mirip dengan blackhead biasanya unilateral.
  3. Miliaria juga tampak seperti akne neonatal meski lesinya hanya sementara, hilang kurang dari 48 jam.
  4. flat-wart yang terjadi diwajah kadang dibingungkan dengan akne, bentuknya papul, flat-topped dengan warna kulit yang sedikit gelap,
  5. Angiofibron kadang dibingungkan dengan akne vulgaris. Tampa eritematus, papul yang lunak pada lipatan nasolabial pada dagu dan pipi. Onset lesi biasanya saat usia 7 atau 8 tahun. Tidak hanya komedo merupakan hal penting untuk mendiagnosis.
  6. Molluscum contagiosum dengan inspeksi yang lebih teliti tampak adanya sentral umbilikasi pada puncak papul yang sifatnya khas untuk penyakit ini.
  7. Dermatitis perioral yang terjadi terutama pada wanita dengan gejala  klinis eritema polimorfis, papul, pustule di sekitar mulut  yang terasa gatal.
  8. Akne venenata dan akne akibat rangsangan fisis. Umumnya lesi monomorfis, tidak gatal, bisa berupa komedo atau papul, dengan tempat presileksi ditempat kontak zat kimia atau rangsang fisisnya.
  9. Erupsi akneiforms yang disebabkan oleh obat, misalnya kortikosteroid, INH, barbiturate, bromide, yodida, difenil hidnatoin, trimetadion, ACTH dan lainnya. Klinis berupa erupsi papulopustular mendadak tanpa adanya komedo pada hamper seluruh bgian tubuh.
PENATALAKSANAAN AKNE VULGARIS
Terapi pada remaja tergantung pada 3 faktor utama yaitu : tipe lesi, keparahan lesi akne vulgaris yang ada dan pengaruh psikologis akibat penyakit tersebut.
Pemilihan terapi topical tergantung tipe lesi yang dominant. Tetapi untuk komedo eterdiri dari : azelaic acid atau retinoid seperti all-trans-retinoic acid, 13-cis-retinoic- acid dan adapalene. Terapi yang efektif untuk lesi inflamasi  adalah non-antibiotik-antimikroba seperti : azelaic acid dan benzoil peroxide (yang konsentrasinya bervarisi dari 2,5 – 10%) atau antibiotic topical. Antibiotik topical tersebut bisa digunakan tunggal, misalnya clindamicyn, eritromicyn, tetracycline atau merupakan kombinasi dengan benzoil peroxide atau dengan zinc acetate.
Terapi topical bisa digunakan sampai akne membaik dan bisa digunakan untuk beberapa tahun. Digunakan tunggal pada akne ringan atau sebagai terapi pemelihara ketika terapi oral dihentikan.
Semua terapi topical, terutama retinoid akan menyebabkan suatu dermatitis iritan primer, berupa eritema dan pengelupasan kulit dilokasi yang diolesi. Seringkali pemilihan terapi yang akan diberikan pada pasien berdasarkan pengalaman pribadi dan atau berdasarkan respon pasein terhadap terapi terdahulu.
Cunliffe  menyarankan sebaiknya dokter memberikan terapi dengan menggunakan bahan yang telah dikenal betul dan hanya menggunakan terapi alternatif bila pasien tak memberikan respon. Berdasarkan pengalamannya, pilihan terapi untuk komedo adalah topical retinoid dan bahan anti-inflamasi yang paling poten adalah benzoil peroxide 5%, topical klindamisin dn topical eritromisin yang digunakan tunggal atau kombinasi dengan benzoil peroxide atau zinc aceteta.
Keparahan akne yang diderita remaja akan menentukan jenis terapi apa yang akan dipakai. Pasien dengan akne vulgaris yang ringan sebaiknya diterapi topical saja, sedang pasien dengan akne vulgaris sedang atau parah, atau akne vulgaris ringan yang disertai dengan problem  psikis dengan atau tanpa skar sebaiknya dikombinasi antara terapi topical dan oral. Pilihan obat pertama adalah oksitetrasikin 500 mg 2 kali perhari, tapi tidak untuk anak dibawah usia 10 tahun. Eritromisin 500 mg 2 kali perhari merupakan alternatif, atau doksisiklin 100 mg perhari. Terapi antibiotic baris kedua adalah minosiklin 100 mg perhari dan timetropin 400-600 mg perhari.
Tipe lain terapi yang bisa digunakan untuk remaja adalah terapi hormonal. Prednisolin dalam dosis 5 mg perhari akan mensupresi adrenal androgen. Pil kontrasepsi dalam bentuk Dianette (35 ugethinyloestradiol dan 2 mg antiandrogen cyoroternone asetat) bisa digunakan untuk pasien remaja wanita dengan problem menstrual. Terapi oral akne vulgaris baris ketiga adalah isotretinoin oral.
Pemeriksaan ulang dan terapi tambahan seharusnya dilakukan setidaknya tiap 3 bulan, khususnya bila terjadi efek samping atau akne menjadi semakin buruk. Terapi oral dengan antibiotik bisa digunakan selama 6 bulan, dan bisa digunakan dalam waktu yang lebih lama yaitu lebih dari 48 bulan. Lama  terapi ini jika dibutuhkan aman meski pada kelompok usia anak.
Efek samping antibiotik oral yang bisa terjadi berupa : gangguan GIT seperti mual, kolik abnominal dan diare. Candidiasis vagina yang sering terjadi pada dewasa, tidak biasa terjadi pada anak.

MASALAH DALAM PENGOBATAN AKNE VULGARIS
Disebutkan ada 6 alasan utama mengapa pasien tidak memberikan respon yang bagus terhadap terapi ini , yaitu :
  1. Tidak menuruti anjuran dokter
Seringkali pasien tidak mengikuti apa yang dianjurkan oleh dokter, ini merupakan masalah utama dalam menangani kasus penyakit kronis termasuk akne. Oleh karenanya penting untuk menekankan pada pasien bahwa respon terapi berlangsung lambat. Akne biasanya mengalami perbaikan 20% setalah menjalani terapi selama 6 bulan. Selain itu perlu dicek apakah terapi yang telah digunakan sudah benar, misalnya dengan pasien dengan terapi topical, dinyatakan berapa tube yang sudah digunakan. Biasanya bila yang diobati wajah saja dibutuhkan 30-45 gr dalam 3 bulan, sedang untuk wajah dan badan membutuhkan 90gr atau lebih dalam periode yang sama.
  1. Multipel komedo
Multipel whitehead merupakan alasan lain mengapa terjadi respon yang kurang baik. Multipel makrokomedo jarang memberikan respon terapi yang baik terhadap topical retinoid. Untuk itu dibutuhkan cauter ringan untuk terpinya, setelah penggunaan suatu lokal anastetik krem (eutectic mixture of local anaesthetics atau EMLA) dalam polythene occulusion 1,5 jam sebelumnya. Tujuan terapi ini untuk menimbulkan kerusakan secara termis sehingga mendorong mekanisme imun lokal untuk mengadakan resolusi terhadap komedonya.
  1. Resistensi antbiotik
Resistensi P.acnes terhadap eritromisin lebih kurang 65%, klindamisin 65%, tetrasiklin 40% dan doksisiklin 40%. Kombinasi eritromisin dan benzoil peroxide dapat menurunkan resistensi P.acnes terhadap eritromisin.
  1. Akne nodular kistik
Terapi yang dipilih steroid poten seperti clobetasol propionate cream, digunakan 2 kali sehari selama 5 hari, atau dengan injeksi intralesi dengan triamsinolon. Bisa jug dkatakan aspirasi kista dengan jarum bore-besar untuk mengeluarkan setidaknya 1-2 ml pus. Bila lesi nodul besar bertahan untuk waktu lebih dari 2 minggu, maka cryotherapi merupakan pilihan terapinya pasien dengan lesi yang besar dibutuhkan oral isotretinoin.
  1. Akne  yang sangat parah dan akne varian:
Akne yang sangat parah dan akne varian, termasuk akne fulminan dan akne konglobata seringkali memberi respon yang kurang baik terhadap terapi konvensional.
Indikasi pemberian isotretinoin oral adalah akne vulgaris yang parah, akne vulgaris moderat yang tak memberikan respon terhadap pengulangan terapi antibiotik, resiko terjadi skar da pasien dengan gangguan psikis sehubungan dengan aknenya ini. Isotertion efektif terhadap 4 faktor etiologi utama pada akne, yaitu : ekskresi sebum, pembentukan komedo, P.acnes dan inflamasi. Dosis yang direkomendasikan 0,5 mg/kg bb/hari untuk rata – rata periode 4 bulan. Dosis diatur untuk mengoptimalkan respon dan meminimalkan efek samping. Efek samping yang biasa terjadi terutama berupa gejala mokukotaneus, bisa berupa chelitis, xeroderma yang bisa diterapi dengan emolien; dermatitis dan infeksi sekunder yang bisa diterapi dengan topikal steroid moderat poten dan bisa dikombinasikan dengan suatu antimikroba. Antibiotik sistemik, biasanya fluklosasilin kadang – kadang dibutuhkan bila terjadi infeksi yang berat.
Isotretinoin ini bisa digunakan secara aman pada anak dan remaja. Clark dan kawan – kawan telah mengadakan penelitian terhadap 55 anak yang diterapi dengan isotretinoin dan diikut perkembangannya selama beberapa tahun dinyatakan tidak mengalami efek samping yang bermakna terutama mengenai pertumbuhan atau gangguan seksual. Terapi terhadap skar akne vulgaris biasanya sulit. Hipertropik dan skar keloid mungkin bisa memberi respon terhadap pemberian clobetasol propionate cream yang digunakan 2 kali sehari untuk periode 3 bulan. Triamsinolon intralesi atau cryotherapi merupakan alternatifnya. Atropik atau skar ice-pick lebih sulit, untuk itu dermabrasi dan laser CO ultrapulse mungkin bisa membantu, tapi ini seharusnya tidak dilakukan pada memebantu, tapi ini seharusnya tidak dilakukan pada pasien dengan usia muda.

EFEK SAMPING TERAPI
Efek samping yang sering dijumpai pada pengobatan akne vulgaris ini adalah :
  1. Iritasi dermis
  2. Resisten terhadap antibiotik tertentu.
  3. Gangguan gastro-intestinal seperti mual, muntah dan diare akibat penggunaan antibiotika oral, misalnya kolitis membran akibat penggunaan klindamisin
  4. Perubahan warna gigi akibat pemberian tetrasiklin pada anak usia di bawah 9 tahun.
PROGNOSIS
Perjalanan akne vulgaris ini tidak bisa diprediksikan. Akne ini bisa hilang dalam waktu beberapa minggu atau tetap ada selama beberapa tahun. Eksaserbasi bisa disebabkan ole stress, iklim atau fluktuasi hormonal saat menstruasi, 70% wanita dengan akne mengeluh penyakitnya menjadi parah sebelum menstruasi.
Sejumlah lesi pada pasien dengan akne vulgaris biasanya mulai berangsur – angsur berkurang saat usia lebih kurang 20 tahun. Kondisi tersebut biasanya membaik saat musim panas, hal ini diduga sebagai suatu respon terhadap efek dari sinar matahari  yang menyehatkan. Namun beberapa pasien. Lebih buruk keadaannya  sat musim panas dan pada remaja wanita mengalami erupsi komedonal terutama di daerah dada yaitu daerah yang banyak terkena sinar matahari.

PENUTUP
Akne vulgaris merupakan penyakit yang banyak dijumpai. Giagnosisnya mudah ditegakkkan tetapi untuk pelaksanaannya diperlukan kerja sama yang baik antara dokter dan penderita.
Untuk mengobati akne vulgaris secara rasional perlu diperhatikan etiopatogenesis serta keadaan klinis tiap individu.
Pengobatan merupakan seni tersendiri dan diperlukan bukan hanya menyembuhkan penyakit tetapi juga mencegah kekambuhan dan mencegah jaringan parut yang lebih sukar ditangani dibandingkan akne vulgaris sendiri.

DAFTAR PUSTAKA
  1. Weiss JS. Current options for the topical treatment of Acne Vulgaris. Ped Dermatol 1997; 14 : 480-87.
  2. Wasitaatmadja SM. Akne, erupsi akneiformis, rosasea, rinofima. Dalam : Djuanda A, editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta : FKUI ; 1999. h. 231-41.
  3. Wasitaatmadja SM. Penuntun ilmu kosmetik medik. Jakarta: Universitas Indonesia; 1997.
  4. Cunliffe WJ. Acne. In: John Harper, Arnold Oranje, Neil Prose, editors. Textbook of Pediatric Dermatologi. London: Blackwell Science; 2000. p. 639-53.
  5. Lucky AW, Biro FM, Huster GA, Leach AD. Acne vulgaris in premenarchal girls. Arch Dermatol 1994; 130: 308-14.
Atau Silahkan unduh Filnya DiSini

Edting By : EnongXp

0 comments :

Posting Komentar

ALL OF SPACE LINK PAY TO CLIC Or Internet Marketing

JOIN WITH EASYHITS4U The Most Popular Traffic Exchange KLIK ME Please $6.00 Welcome Survey After Free Registration!